Rabu, 27 Mei 2009

MENGENAL REPRODUKSI REMAJA


Maumere_ Kurangnya pengetahuan dan pemahaman atas fungsi alat reproduksi pada Remaja saat ini menjadi pemicu tingginya tingkat kehamilan dan penularan Penyakit Menular Seksual (PMS) di kalangan Remaja. Demikian yang dapat disimpulkan dari kegiatan Pelatihan Reproduksi Remaja Bagi Remaja Sekolah dan Remaja Luar Sekolah Tingkat Kabupaten Sikka, yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sikka dari tanggal 27 sampai 30 Mei 2009, bertempat di aula Hotel Winirai Maumere.
Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Bupati Sikka dr. Wera Damianus MM sekaligus sebagai narasumber, di ikuti oleh 80 orang peserta diantaranya dari utusan sekolah dan organisasi pemuda keagaman, seperti OMK, Pemuda GMIT dan Remaja Mesjid.
Kegiatan ini seperti yang kutip dari laporan panitia, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Remaja tentang hak-hak reproduksi, peningkatan pengetahuan dalam mengelola Pusat Informasi Konseling yang ramah Remaja, peningkatan pengetahuan tantang pendewasaan usia perkawinan, seksualitas, HIV Aids, NAPSA dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman tentang pendidikan kecakapan hidup dan gender.
Wakil Bupati Sikka dr. Wera Damianus MM dalam presentasinya sebagai nara sumber memaparkan beberapa data diantaranya data mengenai tingkat kehamilan Remaja yang mencapai 11% dari keseluruhan kehamilan yang terjadi, ditambahkan juga untuk kasus aborsi mencapai 700 hingga 800 ribu per tahun di Indonesia. Dari data tersebut, dr Dami meminta perlunya pengenalan alat reproduksi sejak anak usia dini oleh orang tua, guru BK dan Masyarakat. dr. Wera Damianus juga menekankan bahwa tindakan aborsi yang dilakukan bukan atas kebutuhan medis maka aborsi tersebut masuk dalam rana kriminal dan akan diproses secara hukum.
Menjawab pertanyaan peserta tentang bagaimana pengaruh televisi khususnya tayangan sinetron pada anak SD, dr Dami mengatakan bahwa setiap tayangan televisi selalu di sertai dengan panduan orang tua/ Parents Guide maka orang tua diwajibkan untuk menemani dan menjelaskan kepada anak maksud dan arti dari setiap tayang televisi.
Menyinggung masalah meningkatnya kasus Penyakit Menular Seksual(PMS) dan Infeksi Manular Seksual(IMS), dr Dami menekankan bahwa keduanya hanya dapat dicegah dengan sikap setia pada pasangan hidup.
Selain Wakil Bupati Sikka dr. Wera Damianus MM sebagai nara sumber, kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari Kapolres Sikka, dr. Clara Yuvennalis dari RSUD TC. Hillers serta beberapa nara sumber dari Kaban dan Kasubdin pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sikka.(tdc)

Tidak ada komentar: