Kamis, 27 Agustus 2009

Guru Agama Jadi Panutan Masyarakat

Maumere_ Yang namanya guru pasti harus menjadi panutan, apa lagi menjadi seorang guru agama. Ada tiga hal utama yang harus dilakukan oleh seorang guru agama yakni membangun hubungan antara para guru agama, hubungan antara seorang guru agama dan para siswa dan hubungan seorang guru agama dengan orang tua atau wali.

Demikian ini disampaikan Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang, dalam arahannya saat membuka kegiatan Panel Diskusi Evaluasi Pendidikan Agama Kabupaten Sikka tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Departemen Agama kabupaten Sikka bersama Dinas PPO kab Sikka bertempat di Aula LK3I Jalan Sukarno Hatta Maumere, Selasa (25/08/2009).

“ Guru agama harus memahami apa tugas seorang guru agama di sekolah dan apa yang harus ia kerjakan ketika berada dimasyarakat. Seorang guru agama harus memahami tentang agama dan harus menjadi contoh atau panutan yang baik bagi masyarakat “ jelas Sosimus Mitang.

Kepada Dinas PPO ditegaskan Sosimus untuk segera menindaklanjuti pendidikan penyetaraan para guru untuk mengenal lebih jauh tentang ilmu guru serta sertifikasi para guru harus diberikan kepada guru-guru yang berprestasi

Disamping itu juga kepada para guru Sosimus berharap untuk berpartisipasi bersama para bidan dan perawat untuk membantu meningkatkan kualitas gizi bayi serta menggunakan bahan makanan lokal demi penigkatan kesehatan dan ekonomi.

Ia juga menghimbau kepada seluruh guru untuk bersama meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan menuju Sikka bermartabat.

Kegiatan Panel Diskusi Evaluasi Pendidikan Agama ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkatkan mutu pendidikan agama dalam segala bidang serta peningkatan proses belajar mengajar nata para siswa dan guru yang secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah membangun kemitraan dengan seluruh lintas sekoral serta mengkaji, mencermati dan merumuskan berbagai keputusan untuk dijadikan rekemendasi kepada pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas PPO Drs. Remigius Jaro, Kepala Kantor Agama Eusebius Binsasi dan para Guru Agama se Kabupaten Sikka. (jonathan)

SISIKAN BOS DAN BOMM UNTUK PRAMUKA

Maumere_ Kepada Camat dan Kepala Sekolah, Sosimus menegaskan untuk memberi dukungan sepenuhnya kepada Pembina dan anggota pramuka dengan mengalokasikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Dana Bantuan Operasional Manajement Mutu (BOMM) untuk kegiatan pramuka di tingkat gugus depan, ranting maupun tingkat cabang.

Ini disampaikan Bupati Sikka Drs.Sosimus Mitang pada Peringatan HUT Gerakan Pramuka ke 48 Tahun 2009 tingkat Kabupaten Sikka dihalaman Sekolah Dasar Wolofeo, Kecamatan Tanawawo, Jum ad (14/08/2009) lalu

Dan untuk membangun kesadaraan persaudaraan dan gotong royong membangun Kabupaten Sikka, maka HUT Gerakan Pramuka ke 48 Tahun 2009 tingkat Kabupaten Sikka mengusung thema “ Dengan Semangat Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke 48 Tahun 2009 Kita Lestarikan Pancasila dan UUD 1945 serta Memperkokoh Pembangunan Mulai dari Desa “.

Pelaksanaan hari ulang tahun pramuka yang dilaksanakan diseluruh persada Nusantara bahkan diseluruh dunia adalan salah satu metode pendidikan kepramukaan yang efektif dan dinanmis dalam rangka pembentukan watak, kepribadian, pemantapan mental, moral, fisik, intelektual emosional anggota pramuka sebagai bagian integral dari anggota masyarakat, bangsa, dan negara kesatuan republic Indonesia dengan semangat persatuan dan cinta tanah air

Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang juga mengatakan gerakan pramuka sebagai lembaga pendidikan non formal berkewajiban berperan serta secara aktif dalam menunjang usaha Pemerintah Republic Indonesia dan masyarakat dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka melaksanakan pembangunan dari desa.

Dikatakannya tugas pokok gerakan pramuka adalah membina anak-anak dan pemuda Indonesia melalui pendidikan kepramukaan sehingga menjadi tenaga kader pembangunan disegala bidang, “ apabila tugas pokok kegiatan ini dilakukan dengan sebaik-baiknya maka gerakan pramuka telah melaksanakan peran sertanya dalam peningkatan sumber daya manusia”.

Sosimus juga mengintruksikan kepada semua sekolah tingkat SD/SMP/MTs/SMA/MA/AMK di kabupaten agar mendirikan gugus depan dan kegiatan kepramukaan dan meminta laporan pertanggungjawaban kepala sekolahdalam pelaksanaan kegiatan pramuka setiap bulan, mengistruksikan kepada kepala cabang dinas pendidikan yang berada di tingkat kecamatan untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kepramukaan baik yang diselenggarakan oleh kwartir cabang maupun oleh kwartir ranting, menyediakan paket bantuan dana untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Pembina pramuka minimal setahun sekali serta pembinaan disiplin watak, mental dan kepribadian serta martabat yang mantap dan baik dan harus ada kerja sama antar kwartir cabang dengan dinas pendidikan pemuda dan olah raga diharapkan untuk lebih ditingkatkan agar generasi muda kabupaten Sikka memliki tanggung jawab, wawasan, pengalaman dan keterampilan luas untuk ikut serta membangun masyarakat dan bangsa serta menepati dasa darma pramuka.

Usai upacara Apel diadakan penyerahan bantuan berupa Bolla Voly dan Net untuk 8 desa serta kostum untuk mudika Paroki Wolofeo yang diserahkan langsung oleh Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang.

Bupati Sikka Lantik Pengurus Gerakan Pramuka Tanawawo

Sehari sebelumnya, pada Kamis (13/08/2009) Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang melantik Majelis Pembimbing Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tanawawo

Proses pelantikan majelis pembimbing ranting gerakan pramuka ini, dilaksanakan di halaman SDI Wolofeo disaksikan oleh seluruh pengurus dan anggota gerakan pramuka Kabupaten Sikka.

Susunan Majelis pembimbing ranting gerakan pramuka kecamatan Tanwawo
Ketua majelis pembimbing ranting : camat Tanawawo, wakil ketua : Danramil 1603-03 Paga, Ketua Harian : Kapolsek Paga, Sekretaris : Sekretaris kecamatan Tanawawo, anggota Mabiran Urusan saka Bhakti husada : Kepala Puskesmas Tanawawo, Anggota Mabiran urusan Pendidikan : Kepala SMPK Gunung Karmel, Anggota Mabiran urusan pengabdian dan hubungan Masyarakat : Kepala Seksi kesejahteraan sosial kecamatan Tana Wawo.

Sementara itu Wakil Bupati Sikka dr. Wera Damianus MM juga melantik Pengurus Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tanawawo untuk masa bakti 2009 sampai 2013.

Untuk kepengurusan kwartir ranting gerakan pramuka kecamatan Tanawawo diketuai oleh Yoseph Betaria, wakil ketua Wihelmus Ruju Mara, Sekretaris Elisabeth Krismiati Kewa dan Bendahara A.V. Consolata. (Team Humassikka )

Senin, 24 Agustus 2009

RAGA - LONGGINUS SEMENTARA PIMPIN DPRD SIKKA




Maumere_ 29 Anggota DPRD Sikka untuk masa bhakti 2009 – 2014 usai dilantik, langsung ditetapkan dua anggota sebagai Pimpinan DPRD Sikka Sementara. Penetapan Pimpinan DPRD Sikka disampaikan Sekretaris DPRD Sikka Konstantinus Tupen. Dalam SK tersebut ditetapkan Rafael Raga,S.Pi (Partai Golkar) sebagai Ketua dan Drs. Alexander Longginus sebagai Wakil Ketua (PDI Perjuangan), keduanya diangkat sebagai Pimpinan DPRD Sikka Sementara.

Penetapan pimpinan sementara diambil berdasakan jumlah kursi yang diperoleh partai politik. Partai Golkar dalam pemilu legislatif lalu meraih 5 kursi Dewan, sedangkan PDIP meraih 4 kursi.

Rafael Raga selaku Ketua DPRD Sikka sementera dalam sambutannya meminta anggota Dewan yang dilantik supaya benar – benar memperjuangkan aspirasi rakyat dan mewujudkan demokrasi, demi kepentingan warga Sikka.

Rafael Raga berjanji akan berjuang terbentuknya Kota Madya Maumere, mendukung pembangunan Bandara Waioti menjadi Bandara Internasional dan meningkatkan pembangunan Pelabuhan Sadang Bui.

Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang antara lain meminta wakil rakyat yang dilantik untuk membangun mitra kerja yang baik dengan pemerintah demi mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan warga Sikka.

Ketua DPRD AM Keupung dalam pidatonya ketika membuka Rapat Istimewa Pelantikan Anggota DPRD Sikka periode 2009 – 2014, menjelaskan bahwa keberhasilan pemerintah dan DPRD selama periode 2004-2009 diantaranya hadirnya Universitas Nusa Nipa (Unipa), pembentukan /pemekaran 9 kecamatan baru, dan beberapa terobosan di bidang ekonomi dan pembangunan lainnya.

“ hal ini tidak lepas dari peran pemerintah yang saat itu dipimpin Bupati Drs. Alexander Longginus dan Wakil Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera” tandas Keupung.

Kegiatan pelantikan dibawah pengawasan ketat aparat polisi. Puluhan puluhan baik dari satuan Polres Sikka maupun Brimob bersiaga di sekitar Kantor DPRD Sikka.

Untuk kepentingan keamanan dan ketertiaban sehingga acara dapat berjalan dengan baik, maka setiap tamu yang datang diperiksa secara ketat di pintu gerbang masuk sebelah Timur, demikian tamu juga kembali diperiksa sebelum masuk Ruang Sidang Pelantikan.

Berikut nama Anggota DPRD Sikka yang dilantik untuk masa bhakti 2009 – 2014 : Rafael Raga, Gorgonius Nong Bapa, Yeni Kebupung, Petrus Ware, dan Landoaldus Mekeng (Golkar), Darius Efensius, Alexander Longginus, Yohanes Wely Pega, dan Patrisius Paskalis (PDIP), Paolus Nong Susar, Hubert Moni, dan Fransiskus Stefanus (Gerindra), Petrus Jelalu dan Felix Wodon (Demokrat), Ambros Dan dan Simon Subandi Supriyadi (PDP), Galdimus Edisius Dore dan Sunardin (PKP), Siflan Angi (Merdeka), Ni Made G. Tirta (PKPB), Alfridus M. Aeng (Partai Persatuan Daerah), dan Fransiskus R. Sinde(PAN), Marsel Sawa (Partai Hanura), Robert R. Pelang(Partai Peduli Rakyat Nasional), Agus Pora (Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Markus Melo (PPIB), Suaib (PKS), Yohanes A. Sem (PKB), dan Boy (PBB). [ john oriwis ]

Jumat, 21 Agustus 2009

SENI DAERAH SEBAGAI SERUAN HATI NURANI


Maumere_ Seni Budaya Daerah sebagai warisan yang kita terima dari para leluhur kita, hendaknya tidak berhenti pada bentuk estetika. Seni Budaya Daerah harus menjadi seruan hati nurani yang berfungsi kritis dan profetis.

Demikian hal ini disampaikan Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dalam sambutan yang dibacakan Wakil Bupati Sikka Dr. Wera Damianus,M.M. pada malam pembukaan Kegiatan Pameran Pembangunan dan Festival Bintang Radio Tahun 2009, Rabu (19/08/2009) malam di Halaman Eks Kantor DPRD Sikka, Jl. Ahmad Yani Maumere.

“ Rangkaian kegiatan yang akan digelar selama sepekan ini boleh kita maknai dan kita hayati sebagai apresiasi jiwa bangsa yang merdeka dalam mengisi kemerdekaan kita yang telah berusia 64 tahun” jelas Wera Damianus.

Pada arena pameran pembangunan ini, untuk sekian kalinya kita boleh menyaksikan seberapa jauh kesungguhan kita untuk memanfaatkan dengan baik dan bertanggung jawab terhadap berbagai potensi alam, peluang dan sumber daya manusia yang kita miliki.

Hendaknya, Orientasi Kerakyatan menjadi spirit dari seluruh aktivitas pembangunan. Sebab dengan berlandas pada prinsip kerakyatan itu, maka kewajiban kita adalah mengajak seluruh warga untuk berpartisipasi, berjalan seiring sambil memadukan apa yang menjadi keinginan mereka dan apa yang sesungguhnya merupakan kebutuhan hakaki dan tanggung jawab negara guna mewujudkan kehidupan yang bermartabat, cerdas, sehat, demokratis, adil dan damai sebagaimana tertuang dalam Visi pembangunan kabupaten Sikka tahun 2008-2013.

Untuk itu, kita mesti selalu hadir di tengah mereka dalam peran yang tepat, yakni sebagai Fasilitator; tidak sebagai aktor tunggal yang mengabaikan peran masyarakat sebagai subyek.

Berangkat dari dasar pemikiran tersebut, maka idealnya, warga pedesaan juga dipercayakan sebagai pemandu pameran bersama staf dari masing-masing SKPD selaku Fasilitator.

Sementara Itu, Ketua Penyelenggara Kegiatan Pameran Pembangunan dan Festival Bintang Radio Tahun 2009, yang disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sikka, Markus Welung,B.A. dalam laporannya menjelaskan tujuan kegiatan ini antara lain untuk memberikan informasi yang benar dan akurat tentang hasil-hasil pembangunan, kendala-kendala yang dihadapi serta prospek yang harus dikejar demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pameran hasil karya pembangunan ini juga perlu dijadikan sumber refleksi dan evaluasi

Meningkatkan semangat, tekad dan kreativitas seniman daerah dan seniman tradisional dalam mengembangkan potensi seni budaya daerah.

Menggali nilai-nilai utama yang terkandung dalam seni budaya daerah guna mengukuhkan jati diri dan menjadikan nilai-nilai dimaksud sebagai modal sosial dan spiritual dalam mengisi kemerdekaan. Dan menyuguhkan hiburan yang sehat dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pameran Pembangunan dan Festival Bintang Radio berlangsung selama 9 (sembilan) hari sejak Pembukaan pada malam hari ini Rabu, 19 Agustus sampai dengan tanggal 28 Agustus 2009.

Peserta yang mengikuti Festival Bintang Redio dalam rangka memperingati HUT ke-20 RSPD Sikka terdiri dari : a) Festival Drumband Antar Pelajar diikuti 5 (lima) peserta yang merupakan utusan dari lima sekolah tingkat SLTP dan SLTA dalam kota Maumere. b) Lomba Rokatenda Kreasi Antar Pelajar, diikuti 11 peserta. c) Lomba Vocal Group Antar Pelajar Lagu Perjuangan dan Lagu Daerah Sikka diikuti 14 peserta utusan sekolah. Dan, d) Lomba Lagu Keroncong Perjuangan untuk kategori dewasa diikuti 10 peserta.

Sedangkan peserta kegiatan Pameran Pembangunan tahun ini diikuti 35 peserta yang terdiri dari SKPD Lingkup Pemerintah Kab. Sikka, Dinas Intansi Swasta dan sejumlah pihak lainnya. ( john oriwis )

PRAHARA PANGAN LOKAL SIKKA


Maumere_ Minat masyarakat terhadap pangan lokal rupanya kian hari makin meredup, masyarakat kini lebih mencintai masakan siap saji. Padahal pangan lokal memiliki nilai gizi lebih dan sangat bermanfaat bagi tubuh, apalagi yang diolah dengan cara tradisional.

Dari pada beli produk indutri keluaran pabrik yang belum tentu terjamin kesehatannya, mungkin saja mengandung banyak zat kimia. Lihat saja banyaknya komposisi pangan siap saji yang ada di label kemasan produk, nama kimianya saja kita tidak tahu apalagi dampaknya bagi organ tubuh kita.

Itulah sebabnya, Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Sikka Dr. Wera Damianus,M.M. secara terus menerus mengajak masyarakat Sikka supaya menggemari pangan lokal. Kita sebenarnya kaya dengan pangan lokal, aneka jenis umbi sampai kacang – kacangan yang kalau kita budidayakan dan manfaatkan secara terus menerus kita, Sikka, tidak akan mengalami krisis pangan.

Sosimus Mitang dalam pidato kenegaraan, sehari sebelum peringatan HUT Proklamasi ke 64 Tahun 2009, tepatnya Minggu (16/08/2009) lalu kembali mengajak masyarakat supaya terus menerus memanfaatkan produk – produk lokal baik makanan maupun kerajinan tangan.

“ saya juga menegaskan kepada seluruh masyarakat Sikka terutaman yang masuk dalam kategori rumah tangga msikin (RTM), agar memanfaatkan potensi yang dimiliki” jelas Mitang.

Dengan memanfaatkan secara maksimal potensi yang ada, diyakini akan meningkatkan kesejaterahan dan tidak melakukan perjudian, mabuk minuman keras, serta tidak menyelenggarakan pesta lebih dari dua kali dalam setahun.

KK RTM yang kedapatan melakukan tiga hal diatas akan dikenakan sanksi ; tidak terdaftar sebagai KK dari RTM bahkan apabila sudah terdaftar statusnya sebagai RTM akan dihapus.

Menindak lanjuti hal ini, Tim Penggerak PKK Kabupaten Sikka yang dimotori Ny. Fimina Sedo Mitang dan Ny. Reineldys Padji Wera, gencar melakukan sosialisasi dan memberikan pelatihan perihal pengolahan pangan lokal.

Secara gencar pelatihan mengolah pangan lokal menjadi produk lokal yang menarik dan bergizi terus dilakukan PKK Sikka. Sedangkan Dinas Pertanian Kab. Sikka tanpa henti terus melakukan sosialisasi melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) perihal pembudidayaan pangan lokal di halaman maupun kebun.

Sekarang sanggupkah generasi muda Sikka memilih untuk menggunakan produk lokal ? sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan bisa. Sebab jika tidak generasi Nian Tanah hanya akan menjadi penonton di negeri orang, ketika produk lokal yang dulunya menjadi kekayaan orang Sikka akhirnya diolah orang – orang yang mendatangi Sikka.

Lihat saja ketika pisang goreng diperdagangkan dipasar oleh saudara – saudara kita dari Jawa, begitu diminati oleh generasi muda kita. Padahal kita sendiri masih bisa mengolahnya. Lucunya pisang yang dijual satu buah seharga hanya Rp. 250.- dibagi dua dan dijual masing – masingnya seharga Rp.500.- . tapi minat masyarakat terhadap sepotong dan mungin saja seperempat pisang yang sudah di goreng tetap tinggi. ( john oriwis )

Kamis, 13 Agustus 2009

562 Pasutri Terima Pelayanan Akte Perkawinan


Maumere_ Sedikitnya sebanyak 562 pasangan suami isteri yang ada di Kabupaten Sikka telah mendapatkan pelayanan Kutipan Akte Perkawinan dari Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Jumlah penerima akte perkawinan ini masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasutri yang belum mendapatkan pelayanan kutipan akte perkawinan.

Demikian ini diutarakan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sikka, Ludgerus Wodong,S.Sos. melalui Kepala Bidang Pencatatan Sipil, Ishak Pelang,S.H. yang ditemui Kamis (13/08/2009).

Pelayanan Kutipan Akta Perkawinan kepada 562 Pasutri, telah dilaksanakan sejak tanggal 27 Juli hingga 10 Agustus 2009 belum lama ini. Pelayanan ini merupakan hasil dari tindak lanjut kegiatan sosialisaisi dan pendataan oleh tim sosialisasi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sikka, pada 21 April hingga 09 Mei 2009 lalu.

562 pasutri yang menerima pelayanan Kutipan Akte Perkawinan tersebar di 12 Desa dari 160 desa / kelurahan yang ada di Kabupaten Sikka.

Dua belas desa yang menjadi obyek pelayanan Kutipan Akte Perkawinan adalah ; Desa Heopuat Kec. Hewokloang (28 pasutri), Desa Mahebura Kec. Nita (61 pasutri), Desa Koting D Kec. Koting (119 pasutri), Desa Tuwa Kec. Tanawawo (50 pasutri), Desa Natarmage Kec. Waiblama (61 pasutri), Desa Wolomotong Kec. Doreng (88 pasutri), Desa Waiara Kec. Kewapante (6 pasutri), Desa Du Kec. Lela (38 pasutri), Desa Wolowiro Kec. Paga (42 pasutri), Desa Manubura Kec. Nelle (21 pasutri), Desa Darat Pante Kec. Talibura (5 pasutri), dan Desa Aibura Kec. Waigete (43 pasutri).

“ sahnya suatu perkawinan harus dilakukan sesuai dengan hukun agama kedua bela pihak, karena agama merupakan fundasi atau dasar terbentuknya ikatan perkawinan “ jelas Ishak Pelang.

Perkawinan hendaknya dilihat sebagai suatu peristiwa yang suci dan sakral. Oleh karena itu perkawinan yang sudah dilaksanakan, tetapi tidak dilandasi dengan hukum agama dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Maka perkawinan itu belum bisa dikatakan sebagai sebuah perkawinan yang sah.

Sesuai undang – undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, menyebutkan bahwa setiap pasangan suami isteri yang telah melaksanakan pernikahan secara sah sesuai dengan hukum agama diwajibkan melapor kepada instansi pelaksana, yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Laporan ini paling lambat diterima 60 hari setelah melangsungkan perkawinan, sehingga akan diverifikasi dan divalidasi persyaratannya dan selanjutnya akan diperoses penerbitan Kutipan Akta Perkwainan. Sedangkan laporan untuk pencatatan perkawinan yang disampaikan diatas 60 hari setelah melangsungkan pernikahan harus melalui proses hukun dijalur pengadilan.

Sehingga Ishak Pelang sangat berharap, agar para pasutri yang selesai melangsungkan pernikahan supaya segera melaporkan diri ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang berkantor di Eks Kantor Penerangan Jl Soekarno – Hatta, Iligetang Maumere. ( john oriwis / humas sikka )

RAYAKAN HUT KE 50 DPRD SIKKA LUNCURKAN BUKU


Maumere_ Kemarin adalah sejarah, dan besok masih misteri. Demikian petikan kalimat yang terpampang disebelah selatan panggung. Adalah benar bahwa kemarin adalah sebuah catatan perjalanan sejarah, dan besok adalah bagian dari penggalan kehidupan yang masih misteri. Untuk mengingatkan kita, warga Kabupaten Sikka akan catatan perjalanan hari – hari kemarin yang adalah sejarah, pada Perayaan Ulang Tahun DPRD Kabupaten Sikka ke 50, diluncurkan buku berjudul “Pentas Demokrasi di Panggung Kula Babong “.
Buku ini terdiri dari dua jilid, pada buku jilid I setebal 300 halaman berisikan kenangan emas 50 tahun DPRD Sik ka. Sedangkan buku jilid II setebal 150 halaman merupakan kompilasi tulisan dari kalangan akademisi, politisi, dan pimpinan partai politik.
Koordinator penulisan buku “Pentas Demokrasi di Panggung Kula Babong “, Egenius Paseli da Gomez, dalam Kata Sambutannya selaku Ketua Panitia Perayaan Emas 50 Tahun DPRD Kabupaten Sikka (1959 – 2009) menjelaskan dengan segala kekurangan data, informasi dan dokumentasi serta keterbatasan kemampuannya, para penulis, para penulis membentangkan perjalanan sejarah DPRD Kabupaten Sikka dari periode pertama tahun 1959 – 1961 sampai periode terakhir, periode ke sebelas, tahun 2004 – 2009.
Didalam lembaran 348 halaman jilid pertama buku tersebut bisa dibaca tentang pelaku – pelaku sejarah, tentang prestasi dan kinerja, tentang sukses dan gagal, tentang kendala dan hambatan yang dialami dalam perjalanan sejarah DPRD Kabupaten Sikka selama 50 tahun.
“apa yang telah dikerjakan selama ini, dilihat dari kaca mata masa depan sesungguhnya merupakan bagian dari tahapan – tahapan permulaan bagi pelaksanaan pembangunan yang akan datang “ jelas E.P. da Gomez.
Sementara Sekertaris DPRD Kabupaten Sikka, Contantinus Tupen,S.H. dalam Prakata sebagai penerbit menguraikan sejarah perjalanan, pertumbuhan dan perkembangan DPRD Kabupaten Sikka sejak terbentuknya 23 Juli 1959 hingga saat ini (2004 – 2009) menjadi ulasan utama dalam buku yang di terbitkan Sekertariat DPRD Kabupaten Sikka.
“Meski belum sempurna, kiranya buku ini dapat menjadi refrensi bagi anggota DPRD Periode 2009 – 2014 dan bagi siapun yang berminat” Constantinus Tupen,S.H.
Beberapa penulis artikel dalam buku ini: EP da Gomez, F. Even Edomeko, Imanuel Mabikafola, Kanis Lewar, Yohanes Taping, Sika Bonefasius Konstantinus Tupen Pater Robert Mirsel, SVD Wera Damianus, Paolus Nong Susar, Alfridus M. Aeng, dan Rafael Raga. Dan tim pewawancara antara lain Ishak Pelang,S.H. Drs. Sika Bonefasius, Yohanis Oriwis NS,S.Sos. Agustina Endang Susilawati,S.S. dan Lambertus Lorinho,S.H.
Usai peluncuran, panitia memberikan/membagikan buku-buku kenangan emas kepada Bupati, Wakil Bupati, Asisten I Setda NTT, Muspida, dan beberapa undangan lainnya. Para wartawan yang bertugas di Kabupaten Sikka juga mendapat dua buku kenangan plus satu buku “Mengangkat Citra Sebuah Nama yang ditulis Wakil Ketua DPRD Sikka EP da Domez. Buku setebal 333 halaman ini berisikan seputar birokrasi dan pelayanan publik, dan pelbagai momen penting dan refleksi kritis lainnya.
Perayaan puncak 50 tahun DPRD Sikka yang berlangsung di halaman Kantor lembaga dewan itu, Jl. El Tari, Jumat (31/7) berlangsung sangat meriah. Kemeriahan ditandai dengan tampilan dan kemasan acara menari, menyanyi, baca pusi, dan acara kreatif lainnya yang disiapkan panitia. Acara puncak diawali dengan perayaan ekaristi kudus yang dipimpin Uskup Maumere, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD.
Atraksi dan pelbagai acara yang ditampilkan selama perayaan syukuran emas DPRD ini dibawakan oleh pelbagai lembaga sekolah dan sanggar di Kota Maumere, di antaranya SMPK Frater, SMAN I Maumere, SMP Yapethom, TK Sang Timur, sanggar Lepolima dan Butuk Nunung Ha, dan beberapa sekolah lainnya.
Hadir dalam rangkaian acara puncak ini, Bupati Sikka Sosimus Mitang, Wakil Bupati Wera Damianus, Asisten I Setda NTT John A. Mamulak,pimpinan DPRD Sikka, unsur Muspida, Sekda Sikka Sabinus Nabu, para mantan bupati: Daniel Woda Palle dan Alexander Longginus, mantan pimpinan dan anggota DPRD, Praeses Seminari Tinggi Ritapiret Romo Dr. Hubert Leteng Pr, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pimpinan BUMN/BUMD, dan ratusan undangan lainnya
Mengenang 50 Tahun DPRD Kabupaten Sikka, juga diselenggarakan berbagai kegiatan antara lain : Seminar Sehari dengan tema : Menjadi Wakil Rakyat Yang Profesional dan Pro Rakyat dan Pertandingan Volli Putra Putri antar Kecamatan se Kabupaten Sikka. ( john oriwis / humas sikka )

Rabu, 12 Agustus 2009

SISWA WOLON BUE MENULIS DI MEJA BAMBU


Kewapante_ Sebuah bangunan yang terbuat dari bahan bangunan lokal seperti bambu dan balok dari kelapa tampak kokoh berdiri di atas sebuah bukit. Siapa sangka bangunan yang tampak memrihatinkan ini ternyata sebuah ruang belajar, yang merupakan sekolah kaki dari SDN Wairotang Kecamatan Kewapante.

Dengan atap ilalang yang diambil dari hutan, sekolah dasar (SD) kaki Wolon Bue yang belum lama dibangun ini merupakan karya maha besar dari pengurus sekolah, komite dan orang tua murid.

SD Kaki Wolon Bue merupakan buah dari sebuah semangat gotong royong masyarakat Wolon Bue untuk mencerdaskan generasi penerus. Rupanya mereka, orang tua, tidak mau anaknya harus berjalan kaki dengan menempuh jarak yang cukup jauh ke SDN Wairotang.

Alasan inilah yang membuat para orang tua membangun koordinasi dengan Kepala Sekolah SDN Wairotang, Monika Rokuina. Selanjutnya dengan mendapat perhatian dari Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga Kabupaten Sikka direstuilah pendirian SD Kaki Wolon Bue.

Saat ini, SD Kaki Wolon Bue telah menerima 27 orang peserta didik. Walau masih belajar dengan meja yang terbuat dari bambu yang menyerupai bale – bale. Semangat belajar anak – anak Wolon Bue untuk mendapatkan ilmu, bak pejuang 45 yang tetap semangat hidup atau mati untuk mendapatkan kemerdekaan.

Servina Nurwati, seorang guru yang bertugas di SD Kaki Wolon Bue berkisah kalau semangat dan antusias anak – anak untuk bersekolah sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan tidak pernah absennya anak didik. Terkecuali ada halangan yang sangat penting.

Pembangunan mulai dari desa seperti yang kumandangkan, Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Sikka Dr. Wera Damianus, M.M. kini mulai terwujud. Hadirnya SD Kaki Wolon Bue merupakan bagian dari pendekatan pelayanan dibidang pendidikan.

Selasa (11/08/2009), usai melaksanakan tugas dan melakukan rutinitas di kantor, Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Sikka Dr. Wera Damianus, M.M. didampingi Kabag Humas Setda Sikka Markus Welung, B.A. serta Kasat Pol PP Minggus Dominikus dan Rombongan mengunjungi Sekolah Dasar Kaki atau SD kaki Wolon Bue.

Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang ketika berdialog dengan ibu Servina Nurwati salah seorang guru dari SD Kaki Wolon Bue mengatakan pemerintah akan memberikan sumbangan berupa bantuan 30 buah kursi serta sebuah meja guru dalam rangka memperlancar proses belajar mengajar.

Kepada anak – anak, Sosimus Mitang menitipkan pesan supaya semangat belajar jangan sampai luntur karena kondisi sekolah yang memrihatinkan ini. Namun teruslah belajar, siapa tahu garis tangan menunjukan kelak salah satu peserta pendidikan SDK Kaki Wolon Bue akan menjadi seorang pemimpin besar di Negeri ini. ( john oriwis / jonathan ).

FEATURE : Menghilangnya Mutiara Koja Doi


Plok plak plak plak plok , bunyi mesin tenun tradisional memecah suasana sepi Dusun Koja Doi I Desa Koja Doi Kecamatan Alok Timur. Suara sentuhan perkakas tenun ini karena digerakan tangan Hajrah, ibu paru baya yang sedang menun lipa dengan motif khas dari wilayah Aiwora Ende. Menurut Hajrah, dirinya mulai menenun sejak rumput laut yang menjadi andalan warga Koja Doi mulai menunjukan gagal panen sejak akhir tahun 2007. Sehingga sepanjang tahun 2008, rumput laut yang menjadi andalan warga setempat sudah tidak di budidayakan lagi hingga saat ini.
Dengan wajah haru dan raut muka tampak mengenang masa indah saat menjadi petani rumput laut. Hajrah berkisah, kalau semasa masih menjadi petani rumput laut keadaan ekonomi rumah tangga lebih baik dari sekarang. Pasalnya sekali panen rumput laut yang dikelolahnya bersama anggota keluarga lainnya bisa mencapai 500 kg, dengan harga penjualan Rp. 3.500.- per kilogramnya.
Namun saat ini, pendapatannya sebagai penenun hanya meraup keuntungan Rp. 30.000.- per minggu. Itu pun bergantung pada selesai tidaknya hasil tenunan, modal usaha untuk menenun diperolehnya dari seorang pedagang sarung dari Aiwora Kabupaten Ende. Sehingga Hajrah berharap agar Pemerintah Kabupaten Sikka maupun pihak lainnya yang ada di Kabupaten Sikka supaya dapat memberikan modal usaha menenun.
Tak hanya Hajrah, Rusdah juga mengakui setelah tidak lagi bertani rumput laut kaum ibu yang ada di Koja Doi banyak yang menjadi penenun lipa (sarung untuk laki – laki). Walau hanya mendapat keuntungan yang tidak seberapa, aktivitas ini tetap terus dilakukan, demi menambah penghasilan dalam rumah tangga.
“ yang menjadi kendala bagi kami untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga dengan menenun, adalah modal usaha dan pemasaran yang belum memadai. Minat masyarakat untuk membeli lipa ini sangat rendah, padahal motif yang diperdagangkan pun sangat beragam “ keluh Rusdah.
Rumput laut yang dulunya bak mutiara, kini sepertinya menghilang seperti ditenggelamkan lautan luas. Perubahan – perubahan diberbagai sisi kehidupan masyarakat Koja Doi sangat terasa, nampak jelas dan benar – benar terlihat.
Rasa perubahan itu mulai terlihat ketika kapal yang kami tumpangi dengan bebasnya melaju, tak seperti pengalaman dua tahun silam. Ketika itu ada kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Fredy Numberi, ke Koja Doi.
Sepanjang bibir pantai yang ada hanyalah botol – botol bekas dan gabus yang terapung rapi, terikat sambung menyambung tanpa putus dengan rumput laut yang terlilit tali nilon. Sehingga pemandangan menjadi berali ke rumput laut, laju kapal pun benar – benar diperhatikan sehingga tidak merusak ladang rumput laut yang ada.
Tak hanya itu, sepanjang jalan, lorong dan halaman serta balai – balai rumah pun penuh dengan rumput laut yang sedang dijemur. Pemandangan rumput laut ini seperti seledang sutera berhias butir – butir mutiara yang berkilauan sedang dikenakan seorang putri. Tapi seledang sutera berhias mutiara itu kini tak ada.
Pesisir pantai yang dahulunya dipadati rumput laut dengan petani bertopi melingkar dikepala sedang membersihkan rumpu laut dari hama dan tanaman pengganggu lainnya kini tampak lenggang, sunyi dan sepi.
Rombongan dari Balai Budidaya Laut Lombok yang dipimpin Buntaran, S.Pi.M.M. pun mengaku kaget dan heran dengan kondisi ini. Tak hanya mereka, Camat Alok Timur, Konstantia Tupa Aran Kojas.S.Sos. juga mengaku heran dengan kondisi ini.
Betapa tidak, dulunya rumput laut asal petani yang ada di Gugusan Pulau Teluk Maumere sukses menembus pasaran nasional bahkan sempat mendunia, karena memiliki mutu yang terbaik. Sukses besar para petani rumput laut ini, sempat mengharumkan nama Maumere dan Kabupaten Sikka.
Rasa kaget dan iba terungkap ketika Rombongan Balai Budidaya Laut Lombok yang dipimpin Buntaran, S.Pi.M.M. didampingi Camat Alok Timur, Konstantia Tupa Aran Kojas.S.Sos. serta dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, yang diwakili Kepala Bidang Perikanan Budidaya Pesisir dan Pulau – pulau Kecil, Malik Bakhtiar, S.Pi. sesaat akan melakukan Temu Lapang Sosialisasi Demplot Budidaya Rumput Laut di Koja Doi Kec. Alok Timur Kabupaten Sikka. Sabtu (08/08/2009) lalu.
Antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini sangat tinggi, tak hanya masyarakat Kepala Desa Koja Doi, Ismail serta para tokoh agama, pemuka adat pun menghadiri acara ini. Dengan satu tujuan untuk mengharumkan kembali nama Sikka melalui budidaya rumput laut.
Menurut cerita, macetnya budidaya rumput laut karena jenis tanaman untuk agar – agar dan kosmetik ini mengalami pola hidup yang lambat dan rusak. Entah mengapa, tapi kuat dugaan ini akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Ditambah saling cemburu antar petani rumput laut, sehingga ada tanaman rumput laut yang dirusak menggunakan potas.
“tak hanya itu, tali rumput laut pun dirusak oleh warga lain” jelas seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya.
Akibat pencemaran air laut oleh potas dan penggunaan pupuk yang berlebihan, para nelayan mengaku ada tumbuhan lumut baru yang ada di batu karang yang merupakan rumah bagi ikan. Hal ini menuai rasa kuatir para pemburu ikan, apabila hal ini akan berdampak pada pertumbuhan dan populasi ikan.
Upaya masyarakat petani rumput laut saat ini adalah menunggu hingga laut yang ada menjadi bersih dari polusi dan kembali seperti sedia kala. Namun mereka juga bertekad untuk tidak menggunakan pupuk serta tetap berharap peran pemerintah untuk terus melakukan sosialisasi terkait pengembangan dan budidaya rumput laut.
Dengan demikian, upaya Balai Budidaya Laut Lombok yang dipimpin Buntaran, S.Pi.M.M. untuk menjadikan pengelolaan rumput laut di Koja Doi sebagai kebun contoh bagi daerah lain dapat terwujud dengan seperti yang diharapkan.( john oriwis / humassikka )

Senin, 10 Agustus 2009

KANTOR KPU SIKKA DIBANGUN


Maumere_ Gedung Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sikka sejak 11 Juli 2009 lalu mulai dibangun. Pembangunan Gedung KPU Sikka ini diawali dengan penggalian lahan untuk pembuatan pondasi. Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang yang diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan pada Setda Kabupaten Sikka, Drs. Cypri da Costa melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Gedung KPU Sikka, di Jalan Litbang Maumere, Senin (03/08/2009).
Cypri dalam sambutannya mengharapkan agar pembangunan gedung kantor KPU Sikka dapat memacu semangat dan kedepannya dapat memaksimalkan kinerja aparatur yang ada didalammnya dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Untuk itu, sudah sepantasnya gedung kantor KPU ini dijaga dan dirawat secara baik.
“Saya juga mengajak masyarakat Sikka untuk ikut serta menjaga dan memanfaatkan gedung kantor KPU ini dengan baik dalam memberikan aspresiasi dan menerima pelayanan dibidang yang berkaitan dengan pimilihan umum” harap Cypri.
Pembangunan gedung Kantor KPU diharapkan juga menjadi bagian untuk memenuhi persyaratan dalam upaya pembentukan Kota Madya Maumere.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sikka, Albertus Ben Bao,S.Sos melalui Sekertaris KPU, Wilhelmus Levi,S.Sos, dalam laporannya menjelaskan bidang tanah yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan Gedung Kantor KPU Sikka adalah seluas 3.010 M2, dengan alokasi biaya dari APBN Tahun Anggaran 2009 senilai Rp. 714.432.000.
Pembangunan Gedung KPU ini akan dilaksanakan oleh CV. Fajar, masa kerja selama 150 hari sesuai kelender, sejak 11 Juli 2009 hingga 7 Desember 2009 yang akan datang.
Usai peletakan batu oleh Cypri da Costa, dilakukan acara seremoni adat yang dipimpin oleh salah satu tokoh adat Maumere, Yos Botu.
Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua KPU Sikka Albertus Ben Bao, Anggota KPU Sikka, Pejabat KPU Sikka, Pelaksana Proyek, Pers dan undangan lainnya. (johnoriwis/humassikka)

Senin, 03 Agustus 2009

BRI GELAR PESTA RAKYAT SIMPEDES


Maumere, BRI Cabang Maumere, Sabtu (1/08/2009) kemarin menggelar Pesta Rakyat Simpedes (PRS) di Lapangan Kota Baru Jl. A. Yani Maumere Kelurahan Kota Baru Kecamatan Alok Timur. Dalam laporannya Pimpinan Cabang BRI Maumere, Agus Pryadi, menjelaskan PRS ini bersifat kerakyatan. Dimana acara berbagi suka se Indonesia ini dikemas dalam bentuk event tradisional dan beri nama pesta rakyat.
Sebagai wujud apresiasi BRI terhadap para nasabah Simpedes digelar beberapa kegiatan antara lain : Pawai mempromosikan hadiah simpedes, Pasar Murah dan Panggung Hiburan serta acara Penen berupa penarikan undian hadiah Simpedes.
Hadiah dalam undian tersebut berupa, hadiah utama 6 Sepeda Motor, hadiah biasa 4 buah kulkas, 2 TV 29 Inchi dan dua genzed. Sedangkan hadiah hiburan antara lain : TV 14 dan 21 inchi 10 buah, dan 6 buah magic com.
Sementara itu Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dalam sambutannya usai membuka Pesta Rakyat Simpedes dan Penarikan Undian Berhadiah Simpedes Semester I Periode Januari s/d Juni 2009, menjelaskan bahwa penarikan undian berhadiah yang digelar BRI Maumere tentunya bertujuan untuk mengingatkan dan mengajak kita untuk terus menerus menggalakan kebiasaan gemar menabung bersama Bank BRI.
Sosimus Juga menyampaikan terima kasih, karena hingga berusia yang ke 113 tahun, BRI telah ikut berpartisipasi dalam mendorong masyarakat mikro, kecil dan menengah untuk terus menunjang ekonomi rakyat mulai dari desa.
Kepada Pimpinan BRI, Mantan Sekertaris Daerah Kabupaten Sikka Sosimus Mitang menyampaikan beberapa point. Antara lain, dalam melakukan pelayanannya BRI diharapkan untuk memprioritaskan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah. BRI juga diharapkan supaya dapat memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional.
Dan kepada seluruh lembaga keuangan baik perbankan maupuan non perbankan agar dapat mencipatakan sistim persaingan yang kondusif untuk mencapai suatu system perbankan yang sehat, kuat dan efisien, dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah ini.
“ terakhir, saya berharap agar seluruh lapisan masyarakat agar memajukan budaya gemar menabung kepada anak cucu. Karena jada perbankan seperti BRI, dapat meningkatkan usaha ekonomi produktif guna meningkatkan kesejaterahan masyarakat” jelas Mitang.
Usai menyampaikan sambuatannya Sosimus Mitang melalui Wakil Bupati Sikka Dr. Wera Damianus, MM langsung melepas rombongan peserta pawai. Pawai promosi Simpedes diiringi Marching Band dari SMA Katholik Frateran Maumere. Yang menlintasi sejumlah pusat keramaian antara pusat belanja dan pertokoan Maumere.
Hadir pada kesempatan tersebut, Jajaran Muspida Sikka, Kepala Dinas Badan Kantor Bagian dan Camat serta para pejabat lingkup BRI. (johnoriwis/topandc_humassikka)

Mgr. Cherubim : JANGAN MENJADI ORANG UPAHAN




Maumere, Wakil rakyat adalah adalah suatu tugas kegembalaan, dan gembala adalah suatu pilihan hidup yang memiliki ciri sikap dan peranan panggilan yang mengikuti Kristus Sang Gembala yang Baik. Seorang gembala yang baik tidak main – main , tidak lagi cenderung kepada pilihan – pilihan yang lein termasuk pilihan menjadi orang upahan.

Demikian pesan ini disampaikan Uskup Maumere, Mgr. Cherubim G. Parera,SVD dalam kotbahnya ketika memimpin Perayaan Ekaristi memperingati Hari Ulang Tahun DPRD Kabupaten Sikka ke 50 di Halaman Kantor DPRD Kabupaten Sikka Jl. El Tari Maumere. Jum ad (31/Juli/2009).

Uskup juga berharap agar, DPRD Sikka kedepan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan panggilan dan tugas perutusannya, yang tentunya harus identik dengan karakter seorang Gembala Yang Baik dan jangan sampai luntur menjadi hanya seorang upahan.

Wakil rakyat mestinya mengenal suara dan aspirasi rakyat Sikka, karena suara dan aspirasi rakyat Sikka adalah landasan – imperatif panggilan dan perutusan untuk menjadi gembala yang baik.

“ Karenanya pilihan dan perutusan sebagai gembala yang baik, tentunya mempertegas bahwa anda bukanlah seorang upahan. Untuk saya ajak untuk senantiasa teguh pada iman akan Tuhan” ajak Mgr. Cherubim.

Sementara, Ketua DPRD Sikka AM Keupung dalam sambutannya menyatakan perayaan HUT DPRD Sikka ke 50 merupakan ungkapan syukur yang evaluatuf terhadap kinerja DPRD, terhadap apa yang sudah dikerjakan dan hasil apa yang dicapai untuk peningkatan kesejaterahan rakyat.

Terhadap anggota DPRD yang terpilih untuk masa bhakti 2009 – 2004, Keupung berharap untuk dapat bekerja secara baik dalam melanjutkan estafet legitimasi rakyat di kursi DPRD, sebagai lembaga perwakilan yang memegang kekuasaan legislatif.

“Itu berarti masyarakat berharap agar para anggota DPRD benar – benar menjadi wakil rakyat yang professional dan pro rakyat “ jelas Keupung.

Keupung mengutip ungkapan bijak, Owen D. Young, menempatkan diri dalam posisi orang lain, dapat memahami mereka, membuat seorang mantap menghadapi masa depan. Dijelaskan, bahwa salah satu kiat untuk maju adalah belajar dari berbagai keberhasilan dan kegagalan orang lain, niscaya kita akan memiliki kearifan dalam berpikir, berkata dan mengambil keputusan.

Bupati Sikka Sosimus Mitang dalam sambutannya mengatakan puncak perayaan ulang tahun emas dan peluncuran buku kenangan emas serta semua rangkaian kegiatan, tentunya mengandung nilai sejarah dan motivasi yang tinggi serta menggungah memori ingatan setiap kita dalam mengilas jasa – jasa para pendahulu.

Selain memberi apresiasi, Mitang juga mengajak Lembaga Dewan untuk bersama Pemerintah Kabupaten Sikka dalam membangun Kabupaten Sikka dengan hati nurani dan agar berpikir jernih dalam upaya menyuarakan aspirasi rakyat.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten I Setda Nusa Tenggara Timur (NTT), Yosep Aman Mamulak, 50 Tahun usia emas sebuah institusi adalah indicator kasat mata akan kematangan lembaga, kedewasaan institusi dan sarat pengalaman.

“lima puluh tahun eksistensi lembaga ini dengan berbagai realitas kinerja yang ada memang patut dibanggakan, namun momentum perayaan ini juga membuka ruang reflektif bagi instansi terhormat ini” jelas Gubernur NTT.

Kabupaten Sikka selama ini juga telah menjadi barometer demokrasi, pencetus kreatif, memiliki dinamika, kedewasaan dan kematangan dalam berdemokrasi, bekerja keras, dan kota yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.

Kabupaten Sikka juga merupakan satu-satunya kabupaten di NTT yang pernah dikunjungi pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Paus John Paul II tahun 1989 lalu.

Daniel Woda Palle, selahu Tokoh Masyarakat Kabupaten Sikka ketika tampil bicara mengharapkan agar para Anggota DPRD Sikka yang terpilih supaya tampil berani dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Beliau juga mengajak agar DPRD Sikka terus belajar dari para pendahulu.

Pada kesempatan tersebut, Dan Palle juga berkisah tentang sejumlah tokoh asal Kabupaten Sikka yang telah berjuang dengan caranya masing – masing untuk membangun Kabupaten Sikka.

Ketua Panitia HUT DPRD Sikka ke 50, Egenius Paseli da Gomez dalam laporannya menjelaskan untuk mengenang 50 Tahun DPRD Kabupaten Sikka, telah diselenggarakan sejumlah kegiatan antara lain : Pertandingan Volli, Seminar Sehari bertema : Menjadi Wakil Rakyat yang Profesional dan Pro Rakyat. Dan pada puncak perayaannya, Jum ad (31/07/2009) terselenggara Perayaan Ekaristi dan peluncuran buku ; Pentas Demokrasi di Panggung Kulababong.

Menurut E.P. da Gomez dalam laporannya, Perayaan Emas ini bukan sekedar untuk membangun sebuah nostalgia, atau sekedar kilas balik sejarah. Tetapi lebih merupakan suatu kehendak yang kuat untuk memberikan pertanggungan jawab kepada Rakyat Kabupaten Sikka.

Meriah HUT DPRD SIKKA ke 50
Seperti yang disaksikan, perayaan memperingati HUT DPRD SIKKA ke 50 berlangung sangat meriah. Puncak perayaan diawali dengan Perayaan Misa Ekariti secara Konselebran oleh delapan imam dan dipimpin langsung Uskup Keuskupan Maumere, Mgr.Cherubim G. Parera,SVD.

Para Imam yang hadir antara lain, Rm. Lorens Liwu, P. Robert Misel, P. Ansel Deudae, sementara tampil sebagai pembaca Alfridus Melanus Aeng dan Gabriela Mako. Dan dimeriahkan oleh paduan suran dari Gabungan Mudika Paroki St. Thomas Morus, Paroki Misir, dan Paroki St, Yoseph.

Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan sambutan – sambutan dan peluncuran buku : Pentas Demokrasi di Panggung Kulababong. Selanjutnya digelar acara hiburan yang bernuansa etnis Kabupaten Sikka.

Yang unik dari momentum Perayaan HUT DPRD ke 50 ini adalah semua anggota DPRD Sikka periode 2004 – 2009 terlihat terlibat langsung dalam menyukseskan acara tersebut. Adalagi acara tersebut juga dihadiri para mantan Anggota Dewan Sikka dari periode ke periode serta anggota dewan terpilih untuk periode 2009 – 2014.

Hadir pada kesempatan tersebut, Para Mantan Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Muspida Sikka, Undangan dari Luar Daerah Kabupaten Sikka seperti dari TTU, Kab. Kupang dan Kota Kupang. Jajaran SKPD Sikka dan undangan lainnya. (johnoriwis/humassikka)

Bupati Sikka Lepas 135 Peserta KKN Universitas Muhamdyah Maumere


Maumere, Berpikir, berbuat dan berkata sesuai dengan budi pekerti yang baik dalam menjalankan tugas dan pengabdian demi peningkatan pembangunan dari desa menuju Sikka yang bermartabat. Demikian himbauan Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang ketika melepas 135 peserta KKN Universitas Muhamadyah Kupang Kampus III Maumere pada Sabtu (1/8/09) di Aula Kampus tersebut.

Universitas Muhamadyah Maumere untuk tahun akademik 2009 – 2010 ini telah mempersiapkan 135 tenaga Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk diterjunkan ke masyarakat. KKN kali ini akan ditempatkan pada 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kangae pada desa Langir, Habi, Tana duen, Balatatatin dan Kokowahor. Pada kecamatan Kewapante di desa Kopong, Umagera, Wair Koja dan Geliting. Pada Kecamatan Hewokloang di desa Munerana, Hewokloang, Heopuat. Pada kecamatan Nelle di desa Nelle urung dan Manubura dan pada Kecamatan Alok Timur di desa Watu Gong dan Lepo lima.

Bupati Sikka Drs Sosimus Mitang dalam arahannya mengatakan Kuliah Kerja Nyata merupakan program kerja kampus yang menjadi kewajiban dari Mahasiswa untuk mengikutinya, melaksankannya dan langsung terjun di masyarakat dalam menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh di kampus

Dikatakannya, dalam menjalan kegiatan KKN harus selalu mangikuti situasi dimana anda mengabdi sehingga tidak menimbulkan konflik untuk itu sebagai mahasiswa janganlah melakukan kegiatan atau tindakan diluar kode etik lembaga kampus.

Sesuai dengan program pembangunan mengenai pemanfaatan makanan lokal, Sosimus kembali menegaskan kepada seluruh peserta KKN untuk mensosialisasikan tentang pemanfaatan makanan lokal serta memanfaatkan dan mengkonsumsi makanan lokal tersebut. “ jika masyarakat membutuhkan bibit untuk tanaman lokal agar segera menghubungi dinas terkait yaitu Dinas pertanian dan badan ketahanan Pangan lanjut Sosimus".

Disamping itu para peserta KKN juga berjanji akan mengabdi dan bekerja bersama dengan masyarakat dalam melengkapi atau memperbaiki fasilitas-fasilitas umum seperti perbaikan jalan atau pembuatan WC dan Kamar Mandi umum untuk kepentingan masyarakat

Jadilah orang pandai yang dibutuhkan masyarakat. harap Sosimus

Dalam kesempatan tersebut Pejabat Rektor Universitas Muhamadyah juga berharap agar kegiatan KKN ini dapat berhasil dan sukses serta pengabdian universitas muhamadyah kepada masyarakat dapat terus berlangsung, karena KKN ini adalah media untuk bermasyarakat dalam hal ini penerapan ilmu dan aplikasinya kepada masyarakat

Hadir dalam kesempatan tersebut Pejabat Rektor Unversitas Muhadyah, Ketua Yayasan Muhamadyah, Kepala Dinas Sosial Gregorius Rehi SH, Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Servasius Kabu S.Sos, Kepala bagian Humas dan Protokol Markus Welung BA dan Para peserta KKN. ( Jonathanhumassika )